Persebaran Flora dan Fauna Di Muka Bumi



Persebaran Flora dan Fauna Di Muka Bumi:


1. Kondisi Geologi
Proses pemisahan benua-benua menyebabkan terpisah pula flora dan fauna. Dahulu kala ada Pangea (Benua Besar) dan Panthalassa (Samudra Besar) yang kemudian terpecah karena adanya tenaga endogen. Membentuk benua Eurasia dan Gondwana (Teori Apungan dan Pergeseran Benua oleh Alfred Lothar Wegener 1880-1930)
Keanekaragaman dan persebaran flora dan fauna bumi selanjutnya dipengaruhi oleh adanya periode glasiasi (periode pencairan es) dan periode interglasial (periode kering yang panjang) yang menyebabkan banyak jenis flora dan fauna mengalami seleksi alam.

2. Faktor Iklim
Kondisi iklim mempengaruhi adaptasi flora dan fauna sehingga timbul keanekaragaman. Keberadaan flora dan fauna mutlak dipengaruhi oleh iklim untuk berbagai proses pertumbuhan maupun perkembangannya. Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses perkembangan fisik flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi beberapa jenis hewan. Angin sangat berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan menerbangkan beberapa biji-bijian sehingga berpengaruh langsung terhadap persebaran flora.

3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat mempengaruhi suhu di setiap wilayah, sehingga hanya flora dan fauna yang dapat beradaptasi bertahan hidup, dan kemudian terjadi persebaran. Ahli klimatologi dari Jerman bernama Junghunn membagi habitat tanaman di Indonesia berdasarkan suhu:

A.) Wilayah berudara panas (0 – 600 m dpal).
Suhu wilayah ini antara 23,3 ºC – 22 ºC, tanaman yang cocok ditanam di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada, dan buah-buahan.

B.) Wilayah berudara sedang (600 – 1.500 m dpal)
Suhu wilayah ini antara 22 ºC – 17,1 ºC, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini adalah kapas, kopi, coklat, kina, teh, dan macam-macam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.

C.) Wilayah berudara sejuk (1.500 – 2.500 m dpal)
Suhu wilayah ini antara 17,1 ºC – 11,1 ºC, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi, teh, dan aneka jenis hutan tanaman industri.

D.) Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal)
Wilayah ini dijumpai tanaman yang berjenis pendek, contoh: edelweis.





4. Faktor Biotik
Makhluk hidup dapat membantu persebaran flora dengan menaruh biji pada habitat yang cocok, tanpa sengaja, berfungsi sebagai agen penyebar tanaman. Burung sebagian besar memakan biji-bijian yang dihasilkan oleh tanaman. Burung-burung memakan biji, lalu tanpa sadar menyebarkan biji yang masuk ke dalam tubuh burung yang kemudian keluar bersama kotorannya. Ketika berada di habitat cocok, tanaman tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Tupai yang mengumpulkan biji-biji, tidak semuanya termakan, kemudian biji-biji nya dapat tumbuh menjadi tanaman baru.

Lapisan Biosfer
Lapisan hidup sehingga pada lapisan ini merupakan lapisan paling dinamis karena objeknya yang berupa makhluk hidup, di mana makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup. Biosfer merupakan sistem yang mencakup seluruh makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya yang merupakan satu kesatuan yang utuh.

Objek Biologi --> Hal-hal yang merupakan ciri fisik, sifat biologis, dan pertumbuhan/perkembangan.
Biosfer --> Hal-hal mengenai persebarannya, bagian luar dari planet bumi (udara, daratan, air)  yang memungkinkan kehidupan yang mempengaruhi biotik (makhluk hidup).

1. Persebaran Flora di Permukaan Bumi
a. Bioma Tundra (Padang Lumut)
Terdapat di Kutub Utara dan Pegunungan Alpine.
Tumbuhan berupa sphagnum, lumut kerak (lichen), rumput-rumputan, dan tumbuhan berbunga berukuran kecil. Lumut yang membentuk suatu hamparan yang luas disebut sebagai hamparan bantalan. Jenis lumutnya yaitu dark red, rumput kipas dll.
Karakteristik:
  • Intensitas cahaya matahari rendah, dengan musim dingin sangat panjang yang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
  • Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah tumbuhan mengalami pertumbuhan.
(Ekstrim, suhu rendah, bersalju, musim panas pendek).
b. Bioma Taiga (Hutan Boreal)
Terdapat di subtropika dengan daerah kutub. (Skandinavia, Rusia Timur, Siberia, Alaska, Kanada, Amerika Utara, Asia Utara).
Tumbuhan berupa jenis vegetasi konifer (tumbuhan berdaun jarum), seperti picea, abies, pinus, dan larix.
Karakteristik:
  • Perbedaan temperatur musim panas dengan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu sangat tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
  • Pertumbuhan tumbuhan terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3-6 bulan.
  • Tumbuhan khas pohon berdaun jarum/pohon konifer, contohnya Pinus merkusii (pinus).
  • Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah dan hampir seragam.
  • Tumbuhan hijau sepanjang tahun, meskipun pada musim dingin dengan suhu sangat rendah.

(Iklim subartik, sangat dingin, musim panas sangat pendek).
c. Bioma Hutan Iklim Sedang (Hutan Musim= Hutan Musim Tropis & Hutan Musim Gugur)
Terdapat di daerah berlintang rendah (tropis) bagi hutan musim tropis. Dan terdapat di daerah iklim sedang untuk hutan musim gugur.
Tumbuhan di daerah tropis biasanya menggugurkan daun pada musim kemarau. Tersebar di Thailand dan Indonesia (Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, dan Nusa Tenggara).
Karakteristik:
  • Pohon-pohonnya lebih pendek.
  • Daunnya banyak yang rontok di musim kemarau, misalnya jati.
  • Pohon-pohonnya homogen (sejenis).
Tumbuhan di daerah iklim sedang, daunnya meranggas di musim dingin. Tersebar di Amerika Serikat (Timur Laut), Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Karakteristik:
  • Curah hujan merata sepanjang tahun, 75-100 cm/tahun.
  • Mempunyai empat musim, yaitu musim panas, musim dingin, musim gugur, dan musim semi.
  • Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis.
(Pendeknya hari sehingga warna daun oranye keemasan. Contoh tanaman: quercus (Oak), acer (maple), castanea dll.)
d. Bioma Hutan Hujan Tropis
Merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Terdapat di aliran sungai Amazon (Amerika Tengah), Asia Tenggara, Papua Nugini, Lembah Kongo (Afrika), Afrika Barat, Madagaskar Timur, Asia Selatan (Indonesia dan Malaysia) dan Australia.
Tumbuhan di daerah hutan hujan tropis yaitu Dipterocarpaceae, Pometia spp, Arecaceae (palem), epifit (anggrek-anggrekan), liana (tumbuhan merambat: rotan), Mangifera spp, dan Rafflesia spp.
Karakteristik:
  • Curah hujannya tinggi dan merata sepanjang tahun yaitu antara 200-225 cm/tahun.
  • Matahari bersinar sepanjang tahun.
  • Perubahan suhu bulanan relatif kecil.
  • Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari. 
e. Bioma Savana (Padang Rumput)
Membentang dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang. Terdapat di Hungaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Afrika Timur, Amerika Tengah, Asia Timur dan Australia.
Tumbuhan di daerah padang rumput/savana adalah Rumput-rumputan/gramineae, palm, pine, acacia savanna.
Karakteristik:
  • Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur, yaitu antara 25-50 cm/tahun. Di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
  • Turunnya hujan yang tidak teratur menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mendapatkan air.
f. Bioma Gurun (Padang Pasir)
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara (Praire), Afrika Utara (Veld), Australia dan Asia Barat (Steppa).
Tumbuhan di gurun contohnya adalah kaktus, liliaceae, aloe, kaktus saguora, cholla.
Karakteristik:
  • Curah hujan sangat rendah, sekitar 25 cm/tahun.
  • Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi.
  • Kelembapan udara sangat rendah.
  • Perbedaan suhu siang hari dan malam hari sangat tinggi (0-45 derajat celcius).
  • Tanah sangat tandus sehingga tidak mampu menyimpan air.

2. Persebaran Fauna di Permukaan Bumi
Persebaran Fauna di permukaan bumi oleh Alfred Russel Wallace:
a. Paleartic
Terdapat di Eropa, Afrika Utara, Bagian Utara dan Barat Himalaya, Siberia, dan beberapa kawasan di Asia Timur.
Fauna yang hidup diantaranya harimau siberia, beruang kutub, beaver, rusa.
b. Neartic
Terdapat di Amerika Utara sampai daratan tinggi Meksiko dan Greenland (kutub utara sampai dengan subtropis).
Fauna yang hidup diantaranya antelop bertanduk cabang tiga, tupai, prairie dog, kalkun, burung biru, jungko, rusa dan beruang.
c. Neotropical
Terdapat di Amerika Selatan, Amerika Tengah sepanjang pantai Meksiko.
Fauna yang hidup di antaranya primata, kelelawar, rodent, trenggiling, kukang, armadillo, taucan, tinamous.
d. Ethiopian
Terdapat di Afrika Selatan (Madagaskar), Sahara, Malagasi, dan Arabi Selatan.
Fauna yang hidup di antaranya gajah afrika, gorila gunung, jerapa
h, simpanse, kudanil, antelop, burung unta.
e. Oriental
Terdapat di Asia Selatan dan Tenggara (Indonesia Tengah dan Barat), India, Cina.
Fauna yang hidup dalam kawasan ini adalah harimau sumatra, tapir malaysia, gajah india, kerbau air, badak, gabon, kancil, orangutan, burung berparuh besar, burung bersiul.
f. Australian
Terdapat di Australia, Tasmania, Selandia Baru, Indonesia Timur dan Papua Nugini.
Fauna yang hidup di antaranya marsupilia, monotrema, burung cendrawasih, burung pengisap madu, plathypus, kuskus, kanguru, wombat, kakatua dan kasuari.
g. Oceanic
Terdapat di seluruh samudra di dunia, berupa beberapa jenis ikan dan fauna laut jenis mamalia, seperti anjing laut, lumba-lumba dan ikan paus.
h. Antartik
Mencakup kawasan di kutub Selatan, jenis fauna yang hidup memiliki bulu lebat seperti rusa kutub, penguin, kelinci kutub, beruang kutub, anjing laut.

Fauna di Wilayah Perairan
a. Habitat Air Tawar
Habitat air tawar terdiri dari sungai, danau, kolam, rawa dan termasuk juga tambak dengan salinitas rendah. Fauna yang terdapat pada habitat air tawar antara lain, protozoa, spons, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mamalia.
b. Habitat Air Laut
 Habitat air laut menduduki tempat terluas yaitu lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Habitat air laut berdasarkan kedalaman dibedakan menjadi:
  1. Daerah Litoral ---> (Pasang Surut) daerah berbatasan langsung dengan darat ---> ganggang hidup sebagai bentos, teripang, bintang laut, udang, kepiting, cacing laut.
  2. Daerah Neritik ---> Daerah laut dangkal ---> bentos, neston, nekton, plankton. (200 m)
  3. Daerah Batial ---> (Remang-remang) ---> nekton. (200-2000 m)
  4. Daerah Abisal --> Kedalaman lebih dari 2000 m. Gelap sepanjang masa, tidak ada produsen.
3. Persebaran Flora di Indonesia
Persebaran flora atau tumbuhan di Indonsia terutama disebabkan oleh faktor temperatur dan curah hujan. Berdasarkan curah hujan, persebaran flora atau tumbuhan di Indonesia dibedakan menjadi:

1. Hutan Hujan Tropis
Terdapat di pulau Sumatra, Kalimantan dan Papua banyak mendapat curah hujan.

2. Hutan Musim
Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat yang dipengaruhi iklim musim. Hutan musim sering juga disebut hutan homogen karena terdiri dari satu macam tumbuhan saja.

3. Hutan Savana dan Stepa
Terdapat di Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua yang memiliki curah hujan sedikit. Savana dan Stepa merupakan padang rumput yang di sebagian tempat terdapat hutan dengan pohon-pohon yang rendah. Daerah tersebut sangat baik untuk usaha peternakan sapi dan kuda. Contoh: Ecalyptus, Malauleca.

4. Hutan Bakau
Terdapat di daratan rendah dan pantai yang banyak lumpur seperti pantai Utara Jawa, pantai Kalimantan, pantai timur Sumatra, dan pantai selatan Papua.
5. Hutan Pegunungan
Terdapat di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Contoh: Meranti.

6. Hutan Rawa
Terdapat di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Papua. Contoh: Rotan, Pandan, Palem.

7. Hutan Pasang Surut
Terdapat di Jawa, Bali, Sumatra, Papua, Maluku, Kalimantan. Contoh: Rhizopora dan Ceriop.

8. Hutan Sub Montana dan Montana
Contoh: Lauraceae, Fagaceae, Dipterocarpacaeae.

9. Hutan Gambut
Contoh: Agathis.



4. Persebaran Fauna di Indonesia
Persebaran fauna di Indonesia tidak lepas dari sejarah geologi, iklim masa lalu, susunan atau bentuk benua-benua dan hubungan ekologis masa lalu dan masa sekarang. Wilayah persebaran fauna di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

1. Bagian Barat (Asiatis) (Wallace)
Terdapat di pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Hewan-hewan yang terdapat di daerah Asia atau oriental, antara lain gajah, beruang, kera, banteng, ular, harimau dan badak.

2. Bagian Tengah (Peralihan) (Wallacea)
Terdapat di Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Fauna endemiknya adalah anoa, babirusa, burung maleo, kuskus, burung jalak dan komodo.

3. Bagian Timur (Australia) (Weber)
Terdapat di Laut Timor, Laut Seram, Laut Halmahera, Maluku, Papua dan Pulau Irian. Fauna di wilayah ini hampir sama dengan fauna Australia antara lain buaya air tawar, duyung, katak pohon, landak semut, kuskus, kanguru pohon, ular piton hijau, burung kasuari, mabruk, kakatua raja, buaya, monyet dan cendrawasih.

5. Kerusakan Flora & Fauna Indonesia
  • Kebakaran Hutan ---> Akibat: Menurun keanekaragaman hayati dan musnahnya satwa liar. Menghilangnya fungsi hutan sebagai sumber daya ekonomi. Terganggu siklus hidrologi. Terjadi perubahan siklis unsur hara.
  • Illegal Logging ---> Akibat: Degradasi sumber daya kehutanan. Ancaman erosi dan banjir.
  • Kerusakan Terumbu Karang ---> Akibat: Hilangnya tempat tinggal bintang laut.
  • Perdagangan Satwa Liar ---> Akibat: Terancam punah.



Penulis Naskah dan Cerita : WALTFIN

Copyright © 2023 Muhammad Alfin Dwi Rizki Juniar. All Rights Reserved

Post a Comment

0 Comments